Budi Pekerti Sebagai Dasar Pembelajaran

Budi Pekerti Sebagai Dasar Pembelajaran pada saat itu kami duduk menghadap Master Cheng Yen. Salah satu isi hati yang sangat menyetuh saya adalah nasehat bijak dari beliau mengenai praktik pembelajaran yang kami pelajari di sekolah adalah berikut ini. Masyarakat tidak boleh sampai kekurangan sekolah. Karena sebuah sekolah yang menjadikan landasan budi pekerti sebagai dasar pembelajaran sebagai inti dan budaya humanis bermasyrakat.

Pekembengan jaman saat ini terjadi begitu cepat mengikuti era modern serta teknologi juga berkembang sangat pesat. Tuntutan era globalisasi yang di hadapi masyarakat terhadap sekolah pun berubah. Wadah keluarga sebagai pendidik etika dan moral pun berangsur sudah tidak mampu dan goyah. Jika hanya mengandalkan sekolah tidak cukup untuk menjadi lembaga sosial yang meneruskan budaya, karena budaya sudah berubah seiring perkembangan jaman. Budaya bijak dan nilai luhur dalam budi pekerti mulai luntur di dalam kehidupan masyarakat. Tidak heran bahwa faktanya banyak sekolah mulai di tinggalkan oleh masyrakat. Tetapi yang aneh adalah bermunculan sekolah baru yang menawarkan sesuatu yang baru.

Tzu Chi Mendukung Pendidikan

Sekolah Tzu Chi di manapun di dirikan ataupun berada selalu memegang prinsip teguh pada keyakinan Master Cheng Yen Bahwa. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menjernihkan hati dan pikiran manusia. Jika di laksanakan dengan baik pendidikan adalah harapan bagi setiap bangsa serta kekukatan untuk menstabilkan masyarakat. Misi pendidikan Tzu Chi yaitu saling menghargai kehidupan dan mengaungkan kemanusiaan. Di mana pun ada menjumpai sekolah Tzu Chi, anda akan pasti menemukan motto yang mengingatkan kepada semua guru bagaimana harus melakukan sikap adil kepada siswa. Yaitu cinta kasih, welas kasih, suka cita serta keseimbangan batin.

Cara kita bertutur kata serta perilaku guru yang harus memperlakukan secara humanis. Yang akan mewujudkan tujuan pendidikan Tzu Chi yang memfokuskan pada pengembangan karakter, pendidikan kehidupan, budi pekerti, serta pendidikan yang lebih komprehensif.

Budaya Humanis Dalam Budi Pekerti

Pendidikan budaya yang humanis mendidik peserta didik menjadi memiliki hati penuh syukur, suka cita dan cinta yang lebih besar sehingga bisa menciptakan cinta tanpa pamrih. Pendidikan ini secara sangat kita sederhanakan bisa disebut sebagai pendidikan budi pekerti dan karakter.

Peserta didik juga menjadi mempunyai tutur kata yang santun dan juga perilaku moral yang lebih baik. Profil peserta didik yang berbudaya humanis bisa di lihat kurang lebih seperti ini, mempunyai hubungan batin dengan diri sendiri yang lebih baik. Ia memiliki hubungan dengan orang lain yang lebih baik. Ia memiliki reward terhadap diri sendiri dengan standart yang tinggi sehingga ia akan betutur kata dengan sopan. Berpakaian sopan serta mempunyai pola hidup yang lebih sehat. Hal ini bisa di lihat dari kepatuhan terhadap aturan-aturan yang ada, Ia akan menghormati semua orang dengan berbagai karakteristik serta perbedaan masing masing individu, ia juga akan senantiasa membantu orang lain.

Memiliki Simpati Pergaulan Yang Baik

Bukan hanya itu saja, akan terlihat juga akan selalu menjaga kedamaian bermasyrakat. Relasi terhadap seluruh orang akan sangat baik. Misalnya seperti ia tidak akan membuang sampah sembarangan bahkan lebih dari itui akan menghargai alam semesta. Profil peserta dapat dikategorikan menjadi beberapa tingkat usia dan satuan pendidikan. Pada dasarnya prinsip di sekolah Tzu Chi mengarahkan pendidikan tingkat dasar sebagai upaya untuk memberikan keterampilan hidup. Tingkah menengah memberikan pendidikan ke arah hidup yang lebih baik dan pada tingkat tinggi memberikan pendidikan mengenai tanggung jawab terhadap kehidupan penuhnya.

Betapa pentingnya buku Pedoman Guru budaya budi pekerti. Master Cheng Yen pada saat memberi wejangan kepada kami mememberitahukan bahwa buku ini (Pendoman Guru Humanis) adalah inti dari pendidikan budaya budi pekerti. Setiap guru akan menjadi guru budaya budi pekerti ketika tidak henti mempelajari dan melatih dari sebagaimana di pelajari dari buku tersebut.

Buku ini menjadi kitab suci bagi para guru Tzu Chi untuk menjadi guru ber budi pekerti sehingga bisa menjadi model dan teladan bagi para peserta didik yang menjadi calon yang bertanggung jawab nantinya. Peserta didik bisa menunjukkan karakter budaya humanis dalam berbudi pekerti dalam refleksi sehari hari karena guru memberi gambaran. Menjadi tauladan budaya humanis berbudi pekerti bagi peserta calon didik. Seperti yang di sampaikan oleh beliau Paus Fransiskus, “Tindakan berbicara lebih kuat daripada kata-kata”

BAGI ANDA YANG SUKA PERMAINAN TOGEL ONLINE
DAFTARKAN HANYA DI : SOGOTOGEL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *